Pages

Tuesday 28 May 2013

Cerita di Balik Dapur TEMPO : 15 & 40 tahun





Mendengar kata TEMPO, apa yang ada di pikiran anda ? jurnalisme ? tepat. Majalah ? itu salah satu medianya. Kupas tuntas suatu masalah ? hingga ke akarnya. Independensi dan investigasi ? lebih dari itu.
TEMPO merupakan salah satu produk jurnalisme bangsa Indonesia yang masih terus eksis hingga kini.  Bermula didirikan pada 1971 oleh tiga puluh wartawan dan seniman muda yang bermodalkan semangat tinggi terhadap dunia jurnalistik, TEMPO hadir memberikan warna lain dalam dunia per-jurnalistik-an di Indonesia. Media ini sudah tentu mengalami banyak masa jatuh bangun dan pergantian kepemimpinan dari tahun ke tahun. Tetapi perubahan itu tak lantas membuat TEMPO berubah haluan terhadap prinsip mereka, yakni indepedensi, tak berkepentingan dengan siapapun kecuali  masyarakat umum, serta memberitakan kebenaran sesuai fakta tanpa bermaksud mengadu pihak manapun.
 Dalam buku berjudul “CERITA DI BALIK DAPUR TEMPO 40 tahun (1971-2011) serta 15 tahun  (1971-1986), diceritakan secara lengkap bagaimana cara mereka untuk membuat dapur pacu terus berjalan sembari tetap memegang prinsip mereka. Pengalaman para wartawan dan korespondensi TEMPO di berbagai daerah diceritakan secara mengalir dan penuh perjuangan demi menghadirkan berita yang bermutu bagi masyarakat. Pembredelan pada tahun 1994 menjadi bukti bahwa TEMPO adalah media yang tak pernah pandang bulu dalam mengupas segala masalah sampai  tuntas meskipun objek masalah itu sendiri adalah orang-orang penting di pemerintahan pada masa itu. Ciputra, B.J. habibie, bahkan Gus Dur yang notabene adalah “sahabat” dari TEMPO sendiri tak luput dari investigasi ala TEMPO.
Media TEMPO yang bervariasi, tentu memiliki cerita tersendiri bagaimana sejarah terbentuknya. Majalah TEMPO, Koran TEMPO, U-magazine, TEMPO interaktif, hanyalah segelintir produk media yang berhasil diterbitkan. Tentu masing-masing media memiliki arah pemberitaan yang berbeda. Disinilah letak peran Yusril Djalinus, Goenawan Muhamad, Toriq Hadad dan orang-orang TEMPO, mengatur agar semuanya berjalan dengan baik dan berkembang mengikuti zaman. Pengkaderan dan pendidikan usia dini tentang ilmu  jurnalistik telah diterapkan sejak dahulu oleh TEMPO agar menghasilkan wartawan yang bermutu tinggi. Tak hanya jurnalistik, TEMPO juga ikut melestarikan bahasa Indonesia yang baku, benar dan efektif dengan menerapkan standar tinggi dalam menulis berita pada pendidikan mereka. Cerita lengkap bagaimana peran ketiga orang itu dan yang lainnya, serta pendidikan ala TEMPO bisa anda temui dalam buku ini.
Buku ini sangat cocok dan pas bagi anda yang ingin mengetahui sejarah bangsa Indonesia yang sebenarnya melalui kacamata sebuah media independen. Baik dan buruk suatu sejarah  bisa anda ketahui karena TEMPO tak pernah menyebarkan prasangka, namun melengkapinya dengan fakta yang mendukung. Dan buku ini juga mengajarkan kepada calon-calon wartawan muda bagaimana menjadi seorang jurnalis yang independen, berprinsip teguh pada kebenaran dan nurani, serta tak pernah putus asa dengan keadaan. Orang-orang TEMPO  dengan senang hati membagi tips-tips tersebut serta bagaimana menjaga keeksisan mereka di masyarakat tanpa harus “menjual berita” dan  mengatur iklan –yang notabene adalah penggerak utama keuangan TEMPO-  agar tak mempengaruhi isi sebuah berita.



Akhir kata, selamat membaca !!



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 comments:

Post a Comment