Pages

Wednesday 11 November 2015

ngobrol pagi yang maha Asyik







Selamat pagi. Hmm, yang paling enak apa saat kita baru bangun dari lelapnya tidur ? wih beragam. Sholat bagi yang beragama muslim, olahraga bagi yang perutnya berlemak. Ada yang melakukan ritus maha-asyik yakni bercengkrama dengan toilet. Dan yang terakhir dan tampaknya jadi hal wajib yang tak dapat ditinggalken, scrolling hape. Cek ina inu. Ting.. ting… tingtong. Bbm, Line, watsap dan aplikasi chatting sak bajaklaut-eh kerat- lainnya di cek satu-satu. Ada yang meneruskan chating temennya yang tak sempat terbalas karena tertidur, ada yang liat poto-poto my trip-my trip-an temennya ke suatu tempat. Uasyik. Bebas. merdeka !! sak penak mu. Juga sak penak saya. gluntang gluntung nggak jelas di kasur. Ke kanan, ke kiri. Kalau istilah anak hitz jaman sekarang, Mager namanya.  Tapi sak-penak-an nya saya saat scrolling Line. Ada yang ngganjel dikit di mata, iya bukan karena kelilipan, tapi postingan temen maya line saya yang cukup sayang dilewatkan. Kalau kata iklan nya le minerale, kayak ada manis-manisnya gitu. Mungkin yang ngeshare juga ada manis-manisnya juga saya ndak tau. Tapi daripada postingan ini terkesan menjurus nggak jelas maka saya perkenalkan temen baru saya itu. Ia, sebut saja namanya mbak sovi, seorang mahasiswi yang dilihat dari postingannya berasal dari fakultas kedokteran sebuah univ besar di jember. Tapi ndak juga sih, lha wong ia juga posting mengenai makanan yang menurut saya baru di jember, pizza goreng. Hmm yummy. Ntah seperti apa rasanya, tapi nanti bolehlah saya ditraktir :p. lha trus yang bener ia yang mana ? ya cobak yang Tanya gitu langsung aja kenalan. hehe

Mbak sovi ini dalam akun line nya menge-share mengenai sebuah paham yang bernama feminism. Sebuah paham yang berkembang pesat sebagai akibat adanya dogmatik gereja tahun 1600-an. Zaman saat itu juga di kenal sebagai zaman kegelapan oleh orang-orang eropa. Gereja saat itu menganggap perempuan sebagai makhluk kelas dua yang menjadi penyebab timbulnya dosa-dosa besar pada dunia. Ibu dari segala dosa. Jadi, perempuan saat itu dianggap “kotor”. Maka para agamawan gereja saat itu mengeluarkan semacam aturan yang melarang seorang laki-laki untuk menikah. Karena dianggap hal tersebut akan ngerusak kesucian nya sebagai seorang manusia.  bahkan Thomas Aquinas dalam bukunya Summa theologia antara tahun 1266 dan 1272 juga sepakat dengan aristoteles bahwa perempuan adalah laki-laki yang cacat (defect male). menuju abad pencerahan yakni abad 17, muncullah beberapa tokoh-tokoh perempuan yang menentang hal ini dan  menuntut adanya kesetaraan dengan laki-laki. Susan B. Anthony dan Elizabeth cady staton adalah tokohnya. Lalu muncullah gerakan feminis liberal. Dan... bla.. blaa blaaa… cerita selanjutnya bisa dicari sendiri di mbah segala mbah yang ada di dunia. saya ndak mau njelasin. nanti dikira saya menggurui. padahal kuliah masih aja titip absen. jadi mbalek lagi, Singkatnya  inilah cikal bakal adanya feminism yang berkembang di eropa.

Hmm saya yang polos dan ndak tau apa-apa tentang ini jadi gatal untuk nggak bertanya. macam anak kecil yang ndak bisa diam. saya baca ulang lebih teliti postingan mbak sovi.  Dan ternyata, feminism ini ada hubungan nya dengan budaya patriaki gitu di masyrakat. Lelaki yang memegang kendali utama kepemimpinan, mendominasi semua jabatan dan aspek yang lebih tinggi dari kaum lainnya. Dan di Indonesia, kebanyakan adat-adat seperti jawa, bali dan lainnya memegang erat budaya itu. kok bisa yaa ?  Nah disini mbak sovi dengan senyum-senyum manisnya mau menjawab pertanyaan cengil dan kok bisa-kok bisa dari saya. Jadi daripada saya jelasin satu persatu gimana jawaban nya, enak share aja screenshoot saya dan dia. Yak cekibrott.. (klik gambar biar gede)


SS 1

SS 2

SS 3

ada sedikit bribik-bribik saya disana, ehehe. lanjutkan...


SS 4

SS 5

SS 6

SS 7 

SS 8

SS 9

SS 10

SS 11

udah cukup. saya mau mandi. mau kuliah, kalau masih penasaran saya kasih bonus id Line nya, hehehe

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Sunday 31 May 2015

Ngopi dan kawan-kawannya

Berawal dari sebuah project kecil-kecilan seorang kawan saya yang kebetulan tampak nganggur. Dengan keseharian nya yang selalu bermalam di pondok kecil nan kumal  (-yang parahnya adalah tempat saya menemukan titik balik hidup selama 21 tahun ini, oh shit, love you-), sebuah project tulisan maha biasa ini akhirnya ditulis juga. Dikatakan biasa karena tak akan merubah apapun, tak merubah nilai kuliah juga, tak merubah pandangan saya tentang kuliah menjemukan yang hanya hafalan saja, tak merubah apa-apa kecuali psikis saya yang sudah lama tak menulis dan mecoba merangkai kata demi kata lagi lewat tulisan ini. Menyelami setiap kata yang keluar dari otak dan menerjemahkan nya lewat tuts-tuts keyboard.

 Saya siap. 

Lalu dengan santai sambil memegang rokok, ia berkata kepada saya, 

“NGOPI.. kuwi cobak tulisen mblo”

Ngopi ? otak saya berpikir. Apa yang bisa saya tulis dari kata yang bahkan tak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini ? hmm..

“rodok ngawur sisan temamu, Jek” balasku. 

Sambil tersenyum simpul, ia membiarkan ku terlelap dalam alam pikir. Ia begitu menikmati kerut-kerut yang timbul di dahiku, menikmati gerak bola mataku ke atas bawah, yang menandakan aku sedang berpikir. 

“uwes ora usah dipikir ruwet, dipikir nyantai ae, apa yang kamu pahami dari kata ngopi, ngunu wae”

“ngopi ya ? hmm berarti guduk Kopi ne yo seng arep ditulis ?” tanyaku cepat.

“Terserah….sepemahamanmu mengenai aktivitas yang dilakukan orang saat minum cairan ireng iki” tandasnya sembari menyeruput kopi yang sudah dingin dari sejam yang lalu. 

“Oke.. tak cobak’e”
---

Ngopi, sebagai sebuah kegiatan memiliki banyak arti yang berbeda ketika disangkut paut kan dengan variable lainnya. Yang dimaksud dengan variable disini adalah tendensi atau tujuan orang yang akan melakukan kegiatan ngopi itu sendiri. 
Dalam cerita raja-raja, entah raja siapapun, terdapat sebuah kegiatan yang sekarang ini dapat kita afiliasikan dengan kata ngopi. Contoh saja, ketika seorang raja menerima tamu dari negeri seberang nun jauh. Tak afdol jika rasanya sebagai tuan rumah menyediakan sebuah minuman yang murahan. Jika zaman romawi dulu, anggur dengan kualitas terbaik akan disajikan demi menghormati tamu raja. Selain itu, beragam makanan lain diberikan semata-mata agar tamu merasa senang dan tak lupa juga, kenyang. Baru setelah itu, perbincangan menjadi lebih intens dan berbau serius. Mungkin itu yang dilakukan oleh raja Romawi dan yunani untuk menakhlukan mesir. Merancang strategi perang dan politik untuk mengepung kota yang saat itu dipimpin oleh ratu cantiknya, Cleopatra. 
Ngopi ternyata memiliki padanan yang serasi dengan politik bukan ? Ahh mungkin bapak Jokowi  melakukan hal ini dengan berbagai utusan negara Asia-Afrika di bandung akhir April kemarin. Cheers pak!

Namun, bagaimana seandainya jika ngopi kita padu padankan dengan sebuah tatanan hidup yang hendak ditanamkan ke dalam pikiran kita ? tampaknya menarik ya. Bagaimana bisa ? mungkin bisa di jawab dengan hadirnya gerai-gerai minuman premium sekelas setarbaks. Seperti yang diketahui bahwa setarbaks adalah gerai minuman yang memiliki franchise besar dan tersebar di penjuru dunia. Beragam jenis olahan kopi disajikan disana. Vanilla latte, Moccachino, American coffe, Arabian coffe dan lainnya dapat kita list sebagai pilihan minuman. Dengan berbagai varian kopi, membuat orang penasaran dan ingin mencoba. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mencoba hal-hal baru disekitar mereka hanya demi memuaskan rasa ingin tahu nya. Namun nyatanya, motivasi nya tak sebatas itu. dengan kemasan yang unik dan rasa kopi yang katanya kelas wahid, membuat orang ketagihan. “ini baru minuman berkelas” kata mereka. 

Tak pelak, kerumunan manusia pencinta kopi premium ini membentuk sebuah identitas baru di tengah masyarakat. Mereka dapat tahan berjam-jam untuk menikmati kopi mahal ini ditambah kursi empuk yang sengaja disiapkan. Tak ada yang salah sih. Karena menikmati kopi dengan cara apapun adalah kebanggan dan cara masing-masing orang. Tapi yang dapat menjadi masalah adalah ketika kegiatan ngopi mahal itu menciptakan klasifikasi baru yang akhirnya menggaet variable lainnya sebagai kawan. Ya, prestise namanya. Dengan adanya prestise, sebuah tatanan hidup baru telah tercipta. Prestise menciptakan perasaan bangga di diri kita. Menunjukan bahwa kita telah mencapai hal tersebut dan patut untuk diketahui semua orang.  Ngopi di gerai kopi premium menjadi penegas prestise dan menandakan kelas social tertentu seseorang.

Akan menjadi lebih rumit lagi ketika variable “sahabat” dari prestise, yakni teknologi dijadikan sebagai tanda resmi orang telah masuk ke dalam kelas social tersebut.  Instagram, twitter, facebook, Path dan aplikasi media social lainnya menjadi jembatan orang untuk memproklamirkan “gaya hidup” mereka kepada teman dunia mayanya. Ciri khas dari media social yang paling kentara adalah dapat langsung diketahui oleh semua orang dan dapat mempengaruhi orang untuk melakukan hal yang sama. Maka dari itu mengapa twitter menciptakan trending topics yakni Untuk melihat hal apa yang menjadi tren manusia saat ini.  

Belum bertemu dengan masalahnya ya ? sabar dulu. Mari kita intip sejenak kawan kita yang masih malu-malu bersembunyi. Dia adalah daya beli. 
Efek dari kawan yang menguplod foto atau postingan “sedang nyantai di setarbaks” adalah rasa penasaran –kalau tak boleh dibilang cemburu-. rasa ingin tahu yang menggebu-gebu namun daya beli yang pas-pasan membuat orang nekat. Apalagi iming-iming prestise, jadilah tanpa pikir panjang orang dengan daya beli pas-pasan akan mencoba menaiki “tangga” agar dapat selevel dengan kawan nya.  Minum kopi di setarbaks.  Amboi nian rasanya. Sekali-kali sih tak mengapa. Akan menjadi berbahaya ketika menjadi sebuah gaya hidup baru padahal untuk memenuhi  makan 4 sehat 5 sempurna dalam sehari pun tak mampu. 

--
Berbagai macam hal-hal yang berkaitan dengan ngopi dapat menjadi bahasan yang menarik ketika kita ngopi dalam arti harfiahnya. Tak hanya dilihat dari efek social budaya ekonomi, namun esensi ngopi sendiri yakni berdialog lepas santai tanpa terikat status apapun menjadi hal yang ditunggu-tunggu. kala melepas penat saat mengakhiri kegiatan sehari-hari dirasa waktu yang pas. Tak pandang bulu entah itu bupati, gubernur, pegawai kantoran biasa, eksekutif muda, tukang parkir, tukang becak atau siapapun, semua bebas untuk berbicara tanpa moderator. Membicarakan pekerjaan boleh-boleh saja, membicarakan bagaimana cara mengurus anak juga silahkan, atau bercanda menjurus agak kasar dan tak senonoh, tak ada yang melarang. Toh, anda bebas menginterpretasikan arti ngopi sendiri karena sebenarnya ngopi adalah sebuah kegiatan untuk  mengkultuskan tujuan. Entah sebaik atau seburuk apapun itu tujuan, ngopi memang perlu untuk diadakan. 



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer