Pages

Sunday 31 May 2015

Ngopi dan kawan-kawannya

Berawal dari sebuah project kecil-kecilan seorang kawan saya yang kebetulan tampak nganggur. Dengan keseharian nya yang selalu bermalam di pondok kecil nan kumal  (-yang parahnya adalah tempat saya menemukan titik balik hidup selama 21 tahun ini, oh shit, love you-), sebuah project tulisan maha biasa ini akhirnya ditulis juga. Dikatakan biasa karena tak akan merubah apapun, tak merubah nilai kuliah juga, tak merubah pandangan saya tentang kuliah menjemukan yang hanya hafalan saja, tak merubah apa-apa kecuali psikis saya yang sudah lama tak menulis dan mecoba merangkai kata demi kata lagi lewat tulisan ini. Menyelami setiap kata yang keluar dari otak dan menerjemahkan nya lewat tuts-tuts keyboard.

 Saya siap. 

Lalu dengan santai sambil memegang rokok, ia berkata kepada saya, 

“NGOPI.. kuwi cobak tulisen mblo”

Ngopi ? otak saya berpikir. Apa yang bisa saya tulis dari kata yang bahkan tak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini ? hmm..

“rodok ngawur sisan temamu, Jek” balasku. 

Sambil tersenyum simpul, ia membiarkan ku terlelap dalam alam pikir. Ia begitu menikmati kerut-kerut yang timbul di dahiku, menikmati gerak bola mataku ke atas bawah, yang menandakan aku sedang berpikir. 

“uwes ora usah dipikir ruwet, dipikir nyantai ae, apa yang kamu pahami dari kata ngopi, ngunu wae”

“ngopi ya ? hmm berarti guduk Kopi ne yo seng arep ditulis ?” tanyaku cepat.

“Terserah….sepemahamanmu mengenai aktivitas yang dilakukan orang saat minum cairan ireng iki” tandasnya sembari menyeruput kopi yang sudah dingin dari sejam yang lalu. 

“Oke.. tak cobak’e”
---

Ngopi, sebagai sebuah kegiatan memiliki banyak arti yang berbeda ketika disangkut paut kan dengan variable lainnya. Yang dimaksud dengan variable disini adalah tendensi atau tujuan orang yang akan melakukan kegiatan ngopi itu sendiri. 
Dalam cerita raja-raja, entah raja siapapun, terdapat sebuah kegiatan yang sekarang ini dapat kita afiliasikan dengan kata ngopi. Contoh saja, ketika seorang raja menerima tamu dari negeri seberang nun jauh. Tak afdol jika rasanya sebagai tuan rumah menyediakan sebuah minuman yang murahan. Jika zaman romawi dulu, anggur dengan kualitas terbaik akan disajikan demi menghormati tamu raja. Selain itu, beragam makanan lain diberikan semata-mata agar tamu merasa senang dan tak lupa juga, kenyang. Baru setelah itu, perbincangan menjadi lebih intens dan berbau serius. Mungkin itu yang dilakukan oleh raja Romawi dan yunani untuk menakhlukan mesir. Merancang strategi perang dan politik untuk mengepung kota yang saat itu dipimpin oleh ratu cantiknya, Cleopatra. 
Ngopi ternyata memiliki padanan yang serasi dengan politik bukan ? Ahh mungkin bapak Jokowi  melakukan hal ini dengan berbagai utusan negara Asia-Afrika di bandung akhir April kemarin. Cheers pak!

Namun, bagaimana seandainya jika ngopi kita padu padankan dengan sebuah tatanan hidup yang hendak ditanamkan ke dalam pikiran kita ? tampaknya menarik ya. Bagaimana bisa ? mungkin bisa di jawab dengan hadirnya gerai-gerai minuman premium sekelas setarbaks. Seperti yang diketahui bahwa setarbaks adalah gerai minuman yang memiliki franchise besar dan tersebar di penjuru dunia. Beragam jenis olahan kopi disajikan disana. Vanilla latte, Moccachino, American coffe, Arabian coffe dan lainnya dapat kita list sebagai pilihan minuman. Dengan berbagai varian kopi, membuat orang penasaran dan ingin mencoba. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mencoba hal-hal baru disekitar mereka hanya demi memuaskan rasa ingin tahu nya. Namun nyatanya, motivasi nya tak sebatas itu. dengan kemasan yang unik dan rasa kopi yang katanya kelas wahid, membuat orang ketagihan. “ini baru minuman berkelas” kata mereka. 

Tak pelak, kerumunan manusia pencinta kopi premium ini membentuk sebuah identitas baru di tengah masyarakat. Mereka dapat tahan berjam-jam untuk menikmati kopi mahal ini ditambah kursi empuk yang sengaja disiapkan. Tak ada yang salah sih. Karena menikmati kopi dengan cara apapun adalah kebanggan dan cara masing-masing orang. Tapi yang dapat menjadi masalah adalah ketika kegiatan ngopi mahal itu menciptakan klasifikasi baru yang akhirnya menggaet variable lainnya sebagai kawan. Ya, prestise namanya. Dengan adanya prestise, sebuah tatanan hidup baru telah tercipta. Prestise menciptakan perasaan bangga di diri kita. Menunjukan bahwa kita telah mencapai hal tersebut dan patut untuk diketahui semua orang.  Ngopi di gerai kopi premium menjadi penegas prestise dan menandakan kelas social tertentu seseorang.

Akan menjadi lebih rumit lagi ketika variable “sahabat” dari prestise, yakni teknologi dijadikan sebagai tanda resmi orang telah masuk ke dalam kelas social tersebut.  Instagram, twitter, facebook, Path dan aplikasi media social lainnya menjadi jembatan orang untuk memproklamirkan “gaya hidup” mereka kepada teman dunia mayanya. Ciri khas dari media social yang paling kentara adalah dapat langsung diketahui oleh semua orang dan dapat mempengaruhi orang untuk melakukan hal yang sama. Maka dari itu mengapa twitter menciptakan trending topics yakni Untuk melihat hal apa yang menjadi tren manusia saat ini.  

Belum bertemu dengan masalahnya ya ? sabar dulu. Mari kita intip sejenak kawan kita yang masih malu-malu bersembunyi. Dia adalah daya beli. 
Efek dari kawan yang menguplod foto atau postingan “sedang nyantai di setarbaks” adalah rasa penasaran –kalau tak boleh dibilang cemburu-. rasa ingin tahu yang menggebu-gebu namun daya beli yang pas-pasan membuat orang nekat. Apalagi iming-iming prestise, jadilah tanpa pikir panjang orang dengan daya beli pas-pasan akan mencoba menaiki “tangga” agar dapat selevel dengan kawan nya.  Minum kopi di setarbaks.  Amboi nian rasanya. Sekali-kali sih tak mengapa. Akan menjadi berbahaya ketika menjadi sebuah gaya hidup baru padahal untuk memenuhi  makan 4 sehat 5 sempurna dalam sehari pun tak mampu. 

--
Berbagai macam hal-hal yang berkaitan dengan ngopi dapat menjadi bahasan yang menarik ketika kita ngopi dalam arti harfiahnya. Tak hanya dilihat dari efek social budaya ekonomi, namun esensi ngopi sendiri yakni berdialog lepas santai tanpa terikat status apapun menjadi hal yang ditunggu-tunggu. kala melepas penat saat mengakhiri kegiatan sehari-hari dirasa waktu yang pas. Tak pandang bulu entah itu bupati, gubernur, pegawai kantoran biasa, eksekutif muda, tukang parkir, tukang becak atau siapapun, semua bebas untuk berbicara tanpa moderator. Membicarakan pekerjaan boleh-boleh saja, membicarakan bagaimana cara mengurus anak juga silahkan, atau bercanda menjurus agak kasar dan tak senonoh, tak ada yang melarang. Toh, anda bebas menginterpretasikan arti ngopi sendiri karena sebenarnya ngopi adalah sebuah kegiatan untuk  mengkultuskan tujuan. Entah sebaik atau seburuk apapun itu tujuan, ngopi memang perlu untuk diadakan. 



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 comments:

Post a Comment