Pages

Friday 5 December 2014

nulis yok ?


(repro: google.com)


“Pokok nulis ae. Mboh bener mboh salah seng penting nulis.” Ujar temenku yang beberapa tahun lebih tua, namun tetep keliatan chic kalo dipandang. Ya setidaknya chic menurut pandangan sang pacarnya. Kalo bagiku ya biasa wae lah. Ya lelaki dan lelaki. Mana mau mengakui bahwa ada yang lebih terlihat oke  dari dirinya  dengan terbuka. Ya kecuali makhluk dengan orientasi sejenis. Mungkin akan bilang “cucok deh cyin. Lo bottom apa top ?”

Lah kok jadi percakapan homo.

--
Konon katanya menulis adalah sebuah rangkaian sistematis yang harus ditentukan mana awal dan akhirnya. Mana kalimat untuk pembuka dan mana untuk penutup. Mana yang bagus untuk lead tulisan berita, mana yang bagus untuk tulisan dongeng, cerpen, feature dan lainnya. Singkatnya, tulisan yang katanya sesimpel itu untuk mengungkapkan apa yang ndak bisa kita omongkan, atau bahasa kerennya mengabadikan omongan (kalo boleh pinjem omongan bung pram), telah berubah, bertransform, bermutasi, berkembang biak menjadi segala macam jenis yang punya sekat- sekat tak terlihat

 “tulisanmu ini cocoknya masuk feature, nggak cocok masuk berita utama. Cobak diubah lagi ya..”

Mau tidak mau,  tulisan memasuki era dimana ketika tidak sesuai ya berarti salah. Padahal kalo ditelisik lebih dalam, asal mula adanya tulisan adalah ketika manusia pra sejarah bingung untuk memberikan pesan kepada saudara atau kerabatnya ketika tidak bertemu. Ya memang sih, yang muncul pertama kali adalah simbol-simbol di gua. Tapi kan, tulisan akhirnya berkembang setelah itu. Menjadi sebuah simbol atau bahasa “panjang tangan” dari pesan/pikiran yang akan disampaikan kepada orang lain. Sudah, itu saja. Tidak lebih. Kurang tidak. Dilebihkan, iya.

Pada akhirnya menulis harus mengikuti sebuah patron yang jelas agar tulisan tersebut dapat diterima oleh masyarakat secara luas. Terdapat sebuah persetujuan universal bahwa tulisan yang baik adalah menurut standar ini dengan parameter itu. Kemudian parameter  beranak pinak dengan munculnya beberapa  buku pedoman penulisan seperti contoh  “ TATA CARA MENULIS KARYA ILMIAH”. Menulis, yang katanya  itu sama dengan ngomong harus diatur sedemikian rupa agar punya adat, tata cara, manner yang benar pula.

Hmm…

Lalu kalau semua mempunyai aturan yang jelas, lalu tulisan saya ini kira-kira masuk mana ya ?



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer