Glunthang
glunthung nggak
jelas. keliling ke kamar-kamar yang ada di rumah. Mencoba mencari kasur yang
paling pas untuk ditidurin kepala ini. Nemu. Di kamar bawah. Tapi ya gitu.
Nggak ada kesan. Datar. tidur pun juga. Mimpi masih hitam semuanya.
Hal ini
kemudian terus berlanjut malam harinya. Pegang hape. Buka-buka sosmed, cek status temen,
stalking gebetan.
"Oh
dia sekarang sama ini toh ?" Atau
"mojok.co
udah ada tulisan yang baru". Nyinyir siapa lagi ?
Oalah
pak beye.. Kenapa lagi si doi ? hmm... lagi sibuk Pembelaan diri ya karena
merasa eranya dulu di salah-salahin oleh pemerintahan sekarang ? Oalah
pak, sekarepmu... Mantan kok ya dipikirin, yang sini
punya aja belum. Eh.
Sedikit
sumringah kemudian diri saya menertawai sang mantan,
namun akhirnya kembali lagi. Datar. hmm Ngapain ya?
Lagi
enak-enaknya sibuk mikirin mau ngapain malam ini, elah dalah kok tiba-tiba muncul sebuah bunyi centang-centing bbm dari temen saya. ada apa gerangan
? kenapa tiba-tiba ? Ganggu "kesibukan" saya aja. saya buka kemudian
pesan tersebut, Isinya...
"nganggur
rez ? Ayok ngopi".
Awalnya
saya malas. Bukannya apa. Ngajaknya aja jam setengah 9 malam. jam malam bray! eh bukan.. maksudnya, Ini udah waktu
nya saya lagi khidmat-khidmatnya main game shadow
fight 2. Game yang isinya pukul-pukuli bayangan musuh. Bisa dibayangkan
serunya ketika darah character kita tinggal dikit terus bisa comeback mukul habis lawan dengan pukulan combo sampai 7x. Dunia binatang pun saya
panggil guna mengekspresikan kegembiraan saya. Ya lalu kemudian dengan takzim
saya nyebut sih. Tapi itu memorable dan bikin hati naik
moodnya. Dengan malas kemudian saya balas,
"saiki
? Nggak kebengen ta ? Nangdi ?"
Lalu ia
membalas
"nggak,
iki nata karo krisna oyi. Nata sek futsal, krisna sek nak koncoe. Yo paling jam
10an lah"
Membaca
isi pesan bbm itu semakin saya biarkan saja. Dalam hati, iki wes bengi rek. Wes males arep
metu. Lalu saya balas bbm nya..
"gampang
wes, ndelok engkok"
.
Saya
tinggalkan bbm temen saya, si putra itu, lalu kemudian nerusin ngegamenya.
Meneruskan perjuangan si shadow,
nama karakter dari game saya, untuk melawan tirani bernama shogun dari kekaisaran
jepang. Hal ini menurut saya lebih mulia daripada mengikuti kopi-kopian tak
jelas juntrungannya.
Pukul
22.15 kemudian ada pesan BBM masuk lagi.
"Ayoo
rez, nang pujasera sumbersari. Saiki. Aku otewe. Tak enteni kunu"
Hmm..
dengan menimang-nimang waktu yang ada serta kesuntukan saya karena nggak bisa
ngalahin bos besar shogun, saya balas kemudian.
"Okee,
ketemu kunu yoh".
Singkat
kemudian saya ganti baju, pakai jaket, nyetater sepeda dan kemudian pamit kepada om-om
kos pemilik rumah.
Berangkatlah
kemudian saya ke tempat perjanjian ngopi kami. Santai. Menikmati jember malam
hari yang masih sedikit ramai. Bulan sudah mulai keliatan meskipun tak
sempurna. Ia malu-malu mau untuk muncul. Sekali-kali sinarnya ditutupi oleh
awan hitam. Pertokoan di jember pun sudah mulai gelap. Hanya menyisakan
lampu-lampu jalan dan neonbox yang menyala dari toko
mereka. Saya hirup udara segar dan dingin ini dalam kecepatan 40-50km/jam.
Sembari memutar-mutar kembali ingatan saya. Saya selalu suka akan momen ini.
Ketika sebagian orang sudah mulai terlelap dalam tidurnya dan menyiapkan diri
untuk bangun esok pagi. Saat semua pikiran telah diistirahatkan dalam dengkuran
nafas-nafas teratur dan berirama. Otak saya mulai bekerja kembali untuk mereview apa yang sudah saya lakukan dalam
hidup ini. Apa kesalahan-kesalahan saya. Dan bagaimana caranya agar
menyelesaikannya. Begitu pelan, nikmat, dan santai.
Hal
tersebut berlangsung cukup lama. sampai di suatu masa, tiba-tiba kenikmatan itu
berhenti dengan terpaksa ketika saya sampai di jembatan gladak kembar,
sumbersari. Ada suatu hal yang membuat saya merasakan bahwa hari ini adalah
hari yang mampu menggairahkan hari saya. mampu memberantas tuntas rasa bosan
dan ndak jelas yang saya rasakan hari itu. Untuk
kemudian nantinya dapat saya kenang untuk dingat-ingat,entah dengan mood yang
bagaimana.
Jadi
begini, Awalnya motor jupiter saya melaju agak kencang di jembatan itu untuk
kemudian saya ambil ancang-ancang belok ke kiri guna mencapai tujuan.
Posisi motor ketika itu berada dibelakang mobil, kalo ndak salah terrios warna hitam juga
mengambil arah yang sama dengan saya. Merasa tak ada hambatan, saya ikuti saja
mobil itu dari belakang. Lalu kemudian, ketika motor telah mencapai
tengah-tengah antar persimpangan jalan menuju sumbersari dan ke kiri nya lagi
menuju jalan sumatra, munculah sepeda motor berjenis matic di depan saya.
Refleks, tangan saya menginjak rem depan dan kaki menginjak rem belakang. Tak
lupa pula bel speda saya bunyikan,
"TIIIIIIIIIIIIIIINN"
tak
puas dengan itu saya berteriak,
"WOIIII"
Si
doi...bukan, bukan sang mantan presiden itu, tak dinyana juga membalas teriakan
saya dengan kata yang sama,
"WOIII", ujar mereka dengan
intonasi yang agak rendah dari saya.
Mendengar
hal itu, makin beringsut marah pula hati saya. Kenikmatan saya yang telah
berjalan cukup lama diatas motor harus diganggu dengan kejadian nggak penting
yang sialnya membahayakan diri. Saya juga berpikir, orang ini tahu peraturan
lalu lintas di jember nggak sih ?
Sudah
tahu kalau kendaraan yang datang dari arah pakusari/smasa jember jika ingin
masuk ke jalan sumatra, maka ia harus memutar dahulu dengan mengikuti jalan
menuju pakem. Lalu disana ia bisa berputar balik ke arah jembatan gladak
kembar. Nah baru kemudian si pengendara boleh melanjutkan perjalanannya ke
jalan sumatra. Makin dongkol pula saya ketika melihat supir matic cecunguk ini nggak pakai helm. Bukannya apa. Jika ia
terjatuh dan kepalanya membentur jalan emang siapa yang mau tanggung jawab ? Pak
beye yang terhormat ? Nggak mungkin lah. Jalanan sepi. Itu juga mungkin pak
beye juga udah tidur kalo emang mereka kerabat dekat beliau.
Semua
kesimpulan dan prasangka seperti diatas dengan cepat terkumpul di otak saya
yang lalu kemudian membuat mulut semakin tak terkontrol. Ada semacam setan yang
tak terlihat yang kemudian merasuki saya. Mengendalikan otak,mulut serta tangan
saya. sang mulut sibuk Mengumpulkan huruf-huruf yang pas untuk dilontarkan
dalam 1 kata yang efektif dan efisien guna menghasilkan dampak yang signifikan
dan juga... mematikan. Mungkin uji realibilitas dan normalitas menemukan padu padan nya saat ini. Hal
yang kemudian menjadi momok temen-temen skripsi saya ketika
melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Oke.
Saya
ngelantur.
Kembali
kemudian, ketika kata-kata itu sudah siap untuk dilontarkan, dengan refleks
yang baik macam gianluigi buffon, tangan saya membuka kiranya setengah dari
kaca gelap helm saya. Lalu kemudian..
"GOBLOOOOOOOOOKKKK"
bahagia.
Indah. Lega. Tak terkira rasanya ketika sebuah kata sakti itu terlontarkan.
Seperti kamu, iya para jomblo-jomblo disana yang udah lama sekali pedekate dan nembak terus diterima. Ya seperti itu
rasanya. Meskipun saya belum pernah. Tolong kapan-kapan saya dikursus ya.
Jangan mahal-mahal. Temen sendiri kok perhitungan. Dosa.
ketika
rasa jumawa, dan lega masih saya nikmati, sepersekian detik kemudian rasa
bahagia itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah teror yang tak pernah saya
bayangkan sebelumnya. Si supir matic cecunguk itu secara refleks kemudian mengubah
arah motornya dari arah jalan sumatra menuju ke arah pakusari. sepertinya setan
yang tadi merasuki diri saya telah memutuskan berpindah tuan. Ya benar. si
supir cecunguk beserta
temannya telah merubah arah tujuannya. Berganti target operasi, dan itu
adalah..... SAYA !!.
saya
sedih. begitu cepat perasaan ini berpindah. saya merasa diselingkuhi... oleh si
setan.
Motor
saya yang sebelumnya berada pada kecepatan 30km/jam mendadak berakselarasi
menuju 60-70km/jam dengan cepat. Rasa teror mengalahkan akal sehat saya akan
bahaya yang mungkin terjadi seandainya ada kendaraan lain di depan. Dengan
modal start lebih awal saya pacu si Jupiter. Melesat. Seperti tag nya yang
terkenal itu "semakin
jauh di depan"
Namun
ketika saya sudah merasa jauh di depan mereka, tak disangka lampu merah depan
kantor RRI menyala. Hmmm mati
ae wes!!. merasa tak punya pilihan, Usaha terakhir saya lakukan yakni
memposisikan motor sedepan mungkin. Jaga-jaga ketika lampu berganti hijau saya
bisa berakselarasi secepat kilat.
Sambil
menunggu lampu berganti, dengan tak sabar saya mengawasi kaca spion.
Kalau-kalau ada hantaman atau apa saya bisa siap. tak lupa, dengan cepat
saya men-setting persneling motor di gigi 1. Tangan sudah mbukak gas setengah. saya siap meluncur
apabila keadaan mendesak dan memaksa. peduli setan dengan lampu yang masih
merah.
persiapan
selesai.
dan
kemudian... Yang ditunggu dan dirindu akhirnya datang juga.
Dengan
muka celingak-celinguk, ia
mengawasi sekitar untuk mencari keberadaan saya. Sambil berceloteh dengan
kawannya, ia mengedarkan pandangan. Saya yang grogi-grogi disko gitu sudah siap
melepas gas yang saya tahan. Lalu kemudian, dua cecunguk ini berhenti tepat sekitar satu meter
di sebelah kiri saya. Pas !!.
hawa
menjadi dingin tiba-tiba.
dalam
diam diatas motor saya berpikir. Kalau saja mereka memegang tangan saya atau
paling buruk memukul, paling-paling saya akan menghardik lalu kemudian skenario
diatas saya jalankan. Meluncur dengan kecepatan penuh. akan saya pecahkan
langsung rekor kecepatan akselarasi lambhorgini yang mampu mencapai 100 meter
dalam 3.7 detik. saya haqul
yakin.
Diluar
dugaan, ternyata mereka tak sadar dengan keberadaan saya. ditambah lagi, Dengan
celotehan jawa yang khas mereka berkata,
"Pokok
lek ketemu gasaki ae wes, sikaat"
Saya
yang mendengar kata-kata itu dengan jelas, diam saja. Bukannya takut untuk bertarung.
Tapi saya lagi males untuk ribut dengan orang lain. sudah malam. Tangan saya
nggak mood untuk pukul orang.
HAA? apa
?!! kamu kira saya takut apa!! Gini-gini saya pernah ikut karate dahulu. Naik
sabuk pula. Dengan pujian. IPK eh nilai kumite dan kata saya paling bagus saat
itu. Jadi siapa takut !! Ayo majuu !!
Ya lalu
kemudian kalian tahu kalau paragraf barusan adalah sebuah kesia-siaan yang anda
baca dan saya lagi berandai-andai. Selamat ! Tapi, yang sabuk itu beneran kok. Sumpah.
Kembali
ke cerita, kemudian dua
cecunguk tadi setelah berkata
seperti itu lalu mengarahkan motornya belok kiri menuju arah gunung batu.
Bertepatan dengan itu, lampu merah berganti dengan hijau. Dengan akselerasi
penuh saya menggeber motor. Sambil kemudian menoleh ke arah kiri berharap-harap
cemas mereka tiba-tiba menyadari saya dan kemudian balik arah guna mengejar.
Demi
menghilangkan resiko dikejar, saya akhirnya mengambil keputusan instan dan alhamdulillah matang guna banting masuk ke Jalan
Doho. Pikiran saya, gapapalah telat sedikit daripada keburu sampai yang
ternyata nanti malah benjut karena ketahuan. Dengan gaya berpikir
ala-ala Arsene Lupin saat
dikejar Sherlock Holmes, saya memutuskan menggunakan metode melarikan diri yang
sempurna.
setelah
masuk ke Jalan Doho saya menggeber motor. Dengan kecepatan lumayan, saya geber
motor memutari perumahan bukit permai. tak lupa pula saya matikan lampu depan
sementara guna mengejar misi menghilangkan jejak ini berakhir dengan
status completely finished. Sambil menoleh spion saya
memastikan mereka tak membuntuti. Perjalanan memutar yang singkat namun penuh
adrenalin tinggi ini kemudian saya akhiri dengan berhenti di lampu merah bukit
permai. Celingak-celinguk arah
kanan kiri serta tak luput arah berlawanan dilakukan guna memastikan tak ada
sergapan tiba-tiba yang berpotensi mengagalkan misi mulia ini.
aman.
Tak
sampai 30 detik, saya kemudian menggeber laju motor ke arah kanan menuju tujuan
semula. Jantung kemudian berdetak lebih pelan dan adrenalin mulai berkurang.
setibanya ditempat, dengan langkah pelan dan penuh takzim, saya menghampiri
teman saya. Seperti yang diduga sebelumnya, saya terlambat. Lalu kemudian
banjir racauan dan hujatan muncul dari mulut mereka. pertanyaan sejenis kok suwi-kok suwi-lambat-siput menghiasi
telinga saya.
dalam
hati saya berkata, hei kalian, tak tahu ya teman mu ini tadi menyabung nyawa
guna menghadiri jamuan ngopi dari kalian. mbok ya dihibur gitu. gumam
saya.
ealaah..
harapan pun tinggal harapan. begitu saya bercerita panjang lebar, mereka malah
menertawai saya. sudah gitu berlagak kalau mereka jadi saya, mereka akan turun
tangan dan melawan balik. uhh... mulia sekali.
----
terimakasih
sudah baca cerita saya. saya akui saya sedang mencoba meniru gaya kepenulisan
para penulis mojok.co. tapi cerita itu beneran kok. hehehe. thanks anyway :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer